Targhib Menuntut Ilmu (Bag.1)

by - September 12, 2018



Bagian 1 (Pedoman Manusia Dalam Menuntut Ilmu)

Tiga Pedoman Manusia  Dalam Menuntut Ilmu :

1. Man Rabbuka (Siapa Tuhanmu ?)
2. Man Dinnuka (Apa Agamamu ?)
3. Man Nabiyyuka (Siapa Nabimu?)

Tiga pedoman ini hendaknya menjadi acuan kita dalam hal menuntut ilmu.

Siapa Tuhanku ? Apakah aku sudah mengenal betul siapa dan bagaimana Tuhanku yang selama ini aku sembah ? Sedekat apa aku dengan-Nya sekarang ? Kenapa hidupku selalu bergelimang harta tanpa kurang sedikit pun ? Atau jangan - jangan aku termasuk orang yang ditangguhkan di dunia, sedang azab menanti di sana (akhirat).

Apa Agamaku ? Ah, agamaku Islam. Tapi benarkah seluruh ajaran islam telah kupenuhi ? Orang sering menangis haru menyabut kata islam. Tapi mengapa aku merasa hambar saja ? Apakah aku terlampau jauh mengenal agamaku sendiri ? Bahkan orang dari agama lain mempelajari dengan teliti tentang islam. Tapi kenapa aku tidak ? Selama ini materi dunia yang kukejar, sedang materi akhirat tak pernah kupegang.

Lau siapa Nabiku ? Seperti apa sosok beliau  sesungguhnya ? Aku dengar ia bagai seorang yang membawa lentera di kegelapan malam. Ku dengar ia sangat mencintaiku sebagai umat lebih dari dirinya sendiri. Sungguh indah mereka yang mampu merasakan. Tapi kenapa aku justru mencintai tokoh dari film barat yang kutonton. Nabi menangis memikirkan umat sepeninggalnya, tapi kenapa aku justru lebih mudah menangis melihat alur film ?

Pernahkah kita menanyakan 3 aspek ini pada diri kita sendiri ?

Biar saya jawab, "Tidak pernah" Tepat ?

Manusia seringkali lupa untuk menanyakannya pada diri sendiri semasa hidupnya. Hingga ajal dijumpa, hilang semua kesempatan yang ada.

Bisa saja sekarang kita jawab Allah Tuhanku, Islam Agamaku, Muhammad Nabiku. Tapi besuk ketika telah lepas semua dunia ? Siapa bisa menjamin ? Lisan telah dikunci, hati dan seluruh anggota tubuh kitalah yang bersaksi.

Benarkah apa yang dikatakan lisan dahulu di dunia ? Ya, penyesalan selalu datang terlambat kala Allah sudah berkehendak.

Namun, belum terlambat jika anda sempat membaca tulisan ini meski absurd adanya.

Saya tak pandai dan minim pula dalam ilmu. Apa yang saya tulis ini sekadar mengurai kembali tentang catatan - catatan yang hampir saja membusuk di buku harian. Semoga bermanfaat.

#Mengurai catatan tsurayya yang hampir hilang 

You May Also Like

0 coment�rios